Jumat, 04 Januari 2013

THE GLOBAL RASTAFARI REPORT

by. InI Radio in Current Events
Today we'll be speaking with the researcher and author of a book that everyone needs to have on their shelves. Anjahli Parnell has done a great job in compiling the half that has never been told about Empress Menen in the book The Biography of Empress Menen The Mother of the Ethiopian Nation.
Join us on MONDAYS @ 2pm EST for the GLOBAL RASTAFARI REPORT.  We are bringing you GOOD news for and by the RASTAFARI COMMUNITY WORLDWIDE.  Listen via cell phone, or online. If you miss the live broadcast don't worry, it is archived here.  If you'd life to send us events, news, or be a guest on the show please email the program director at akuabenjamin@gmail.com

Listen to internet radio with InI Radio on Blog Talk Radio
Cingkling »»  

Rabu, 02 Januari 2013

Papua Band Profile - de'Sagoo

de'Sagoo dan Reggae Musik Papua

Grup Band Muda berbakat yang dibetengi oleh beberapa musisi Papua ini terbentuk oleh inisiatif kolaborasi sejumlah band di Papua dengan pengalaman bermusik masing-masing lebih dari 10 tahun di Tanah Kelahirannya
Album Cover
de’Sagoo diangkat kata "Sagu" yang a.d. makanan pokok Papua sekaligus menunjukan jati diri grup ini sebagai generasi muda Papua.
influens 
Kendati datang dari berlainan grup, de’Sagoo bersenyawa dalam aliran musiknya dengan influence 311, No Doubt, UB40, John Mayer dan Jack Johnson membuat de’Sagoo suguhkan genre Universal Reggae (Rock Steady, Reggae, Groove and Fusion Funk). Karena sering berkumpul dan berlatih bersama lalu bersepakat untuk bermain dalam satu nama de’Sagoo. Keanekaragaman referensi yang dimiliki de’Sagoo membawa warna baru dalam aliran musik di Tanah Papua dan region sekitarnya..
Latarbelakang Sejarah
Perkembangan musik Papua membuat  de’Sagoo  memilih alur Rock Steady, Reggae, Groove dan Fusion Funk dengan tujuan memperkaya warna bermusik orang Papua sehingga bisa turut dalam kancah musik dunia dengan suguhan originalitas ciptaan lagu-lagu de’Sagoo
Mengapa Alur Musik tersebut menjadi pilihan? 
Karena jika pernah grup-grup legendaris Papua yang sudah membawamusik tradisional murni, yaitu Mambesak, lalu ada pula Black Brothers yang memperkenalkan musik ciptaannya sendiri, mereka berjaya bukan saja di Tanah Papua tetapi juga sempat merajai dunia musik di region tetangga, Indonesia, bersanding dengan Koes Plus yang jaya pada masanya bahkan sampai di Pasifik, kemudian ada Abreso yang mendaur ulang lagu-lagu tradisional dalam arrangement baru mereka, maka secara teknis de’Sagoo  menetapkan pilihan itu untuk memperkenalkan musik originalnya dengan nuansa yang lebih universal itulah sebabnya sebagian besar lagu-lagu de’Sagoo berbahasa Inggris, dalam kaitannya dengan pemberdayaan pemuda, dan pengembangan seni musik, maka kami coba satukan visi, serta mempertajam konsep dalam bermusik.
nuansa musik de’Sagoo 
Musik reggae adalah hasil kolaborasi musik mento, calipso, ska, dan rocksteady, yang berasal dari seputaran kepulauan Karibia, dan sebagian besar benua Afrika. Kolaborasi musik ini pertama kali diperkenalkan pada penikmat musik dunia oleh Bob Marley and The Wailers, dengan memberikan sentuhan musik Blues yang kental pada improvisasi lead guitar-nya.  de’Sagoo melihat grup band ini banyak menyoroti realitas kehidupan orang kulit hitam,  dan pesan religius, yang tertuang dalam lagu-lagu mereka. Apa yang dilakukan oleh grup band ini, akhirnya mendapat simpati dan menjadi legenda dalam peta perkembangan musik dunia.
Di dunia musik Reggae, musik yang diusung oleh Bob Marley and The Wailers ini dikategorikan sebagai Reggae Roots, artinya musik reggae murni (pure reggae), yang belum digabungkan dengan jenis musik yang lain.
Dalam perkembangannya, setelah musik reggae ini digabungkan dengan Rap, jadilah musik Dub dan Dancehall, seperti yang dibawakan oleh Buju Banton, Aswad, dan yang sekarang ini sedang digemari oleh generasi muda di Indonesia, adalah kelompok Souljah. Di samping grup regggae tersebut di atas, ada lagi grup reggae lain yang berhasil menggabungkan musik reggae ini dengan beberapa aliran musik, dan akhirnya menjadi trade mark grup tersebut, sebut saja, O’yaba, sukses menggabungkan musik gospel dengan reggae, UB 40 mengawinkan musik reggae dengan pop kreatif, dengan berani mengeksplorasikan sound-sound unik dan aneh dalam setiap karya mereka, Maxi Priest, Big Mountain dan Third World  berhasil menggabungkan Jazz, dan Musik Latin (American Traditional) dengan musik reggae, Lucky Dube, sukses mengawinkan musik reggae dengan musik Tradisional Afrika, dan masih banyak grup reggae lain yang melakukan kolaborasi musik reggae.
konsep bermusik & trade mark
Haruslah diakui, bahwa untuk mewujudkan hal tersebut di atas, bukanlah hal yang mudah, mengingat pluralitas masyarakat juga ikut mempengaruhi taste dari masing –masing individu, penikmat musik. Di samping itu paradigma umum yang berlaku di masyarakat merupakan tantangan terberat bagi  de’Sagoo untuk melangkah selama hampir satu dasa warsa ini.
Publik di Papua belum bisa membedakan konsep the real band dan konsep band penghibur dengan baik. Konsep the real band adalah band yang memiliki karakter, dan warna yang jelas dalam bermusik , karena produktif, dan kreatif dalam menciptakan musik dan lagu-lagu mereka sendiri. Sedangkan konsep band penghibur adalah konsep sebuah band yang hadir hanya untuk menghibur publik sesuai dengan selera, publik pada saat itu, sehingga band berkonsep ini, tidak lagi memiliki karakter dan aliran yang jelas dalam bermusik. 
Harus diakui bahwa di sinilah titik stagnasi dalam berkreasi bagi  grup-grup band di Papua dalam berkarya, karena ciri-ciri sebuah band yang nantinya memiliki prospek ke depan adalah band yang berkarakter, dan mempunyai warna musik yang jelas. Hal ini berlaku pula bagi de’Sagoo sebagai sebuah Reggae Band, dengan influence Rock Steady, Groove dan Fusion Funk, dengan mencoba memainkan musik-musik dari The Wailers, UB 40, O’yaba, Lucky Dube, dll, de’Sagoo tetap akan mencari warna atau trade mark sendiri, dalam bermusik tanpa menghilangkan jati diri sebagai sebuah grup band yang beraliran reggae.
Visi dan Misi 
Prinsipnya Reggae adalah musik yang berasal dan berkembang di daerah kepulauan (Karribia, Bahama, dll) kami sebagai “orang pulau” merasa bahwa musik jenis ini, pasti bisa diterima oleh masyarakat di Papua, karena musiknya yang sangat simpel, serta kekuatan lirik- liriknya, yang sering bercerita tentang, keindahan alam, persatuan dan perdamaian, serta cinta, merupakan tema sentral, dalam setiap perbincangan masyarakat di Papua pada umumnya. Orang di Papua sangat merindukan semua hal tersebut terjadi kembali di atas tanahnya. Fenomena yang sedang terjadi, alam kita telah dirusak. Hutan-hutan ditebang, sungai-sungai dicemari, keindahan alam kita hanya tinggal cerita. Konflik yang sering terjadi di Papua, menimbulkan rasa cemas, dan ketakutan yang berkepanjangan di masyarakat. Maka de’Sagoo lewat misi bermusik mengajak semua pihan untuk wujudkan Papua, yang aman, damai, dan lestari serta menghindari permusuhan, mepupuk terus persatuan dan persaudaraan, sebarkan cinta, karena hanya cintalah yang mampu mempersatukan berbagai macam perbedaan. Visi de’Sagoo adalah mengglobalkan Talenta Musikus dan Khasana Budaya Papua.
de’Sagoo digawangi 5 personil dengan Boi ‘B’ Erari sebagai vocalist,‘Djenggo’ Nuburi the bassist, Herruw ‘the beatman on drums dan Israil ‘Jezreel’ Ondi sang gitaris, sementara jari-jari Donny ‘247’ Repasi memainkan keyboard. Kaya dengan kreativitas dan spirit untuk mencipta, de’Sagoo siap menghadirkan kesegaran di ruang dengar Anda!
de’Sagoo hari ini 
Sementara ini dalam proses pembuatan Album Perdana dengan beberapa lagu seperti Ludee, Stay by Me, The Facebook, Lama-lama Bisa-bisa, Papuan Queen, Jayapura. Lagu-lagu ini direncanakan akan di-released tahun ini. Selain itu de’Sagoo  juga mempersiapkan diri untuk pengembangan band dan manajemennya melalui beberapa program bertahap yang di persiapkan berkesinambungan, diantaranya Program Jangka Pendek: Melegalisasi lagu-lagu ciptaan (Daftar Hak Cipta), Recording dan Launching Album Perdana (Show Keliling Papua), Masuk Management Toni Q Rastafara (Lengkapi Prosedural), mengikuti event akbar Reggae Fest Indonesia di Jakarta Desember 2011 mewakili Papua, melakukan penawaran Jasa Hiburan dalam rangka pengembangan de’Sagoo management. Lalu Program Jangka Menengah meliputi Recording Album Kedua dan seterusnya serta Pembuatan Rental Studio Musik yang akan menjadi bekal pelaksanaan Program Jangka Panjang yaitu Pembuatan Recording Studio Music dan PH (Production House), Konser Terbuka, Produksi dan Recording Label dan Music Study Plan (Sekolah Musik) yang bertujuan untuk melegitimasi skill dan kompetensi bermusik . Sehingga talenta bermusik itu dapat dijadikan kekayaan profesional yang dapat diwariskan pada generasi penerus.

Akhirnya dengan segala kekurangan dan keterbatasan yang ada, de’Sagoo sebagai sebuah grup band berkonsep the real band, akan mencoba memberikan sesuatu yang baru dan berbeda, bagi perkembangan seni musik di Papua.
Kontak Management:
BOI     :  (+62) 852 444 60020
Dheje (+62) 853 4479 9157

Facebook
de'Sagoo Demo Album
Cingkling »»  

Minggu, 16 Desember 2012

Music: Sting dan GN'R Konser

15 Desember 2012, Sting Bakal Konser di Jakarta

Kapanlagi.com - Bassist legendaris asal Inggris, Sting memastikan akan menggelar konser di Jakarta tahun ini. Pentolan The Police ini merilis jadwal konser di situs resminya dan menempatkan Jakarta sebagai penutup turnya tahun ini.

Sting bakal menyapa penggemarnya di Indonesia pada 15 Desember 2012 mendatang. Pria bernama asli Gordon Matthew Thomas Sumner ini bakal beraksi di Mata Elang International Stadium, Jakarta. Selain itu, ia juga bakal menggelar konser di dua negara Asia Tenggara lainnya, yakni Filipina dan Singapura.

Sebelumnya Sting pernah tampil di Jakarta, tepatnya pada tahun 1994 silam. Kala itu pria berumur 60 tahun ini sedang menggelar tur bertajuk Ten Summoner's Tales.

Sting memulai karirnya di dunia musik sejak tahun 1971. Bebagai gelar sudah pernah diraih oleh bassist sekaligus vokalis ini. Salah satu raihan terbaiknya adalah memenangkan 25 gelar American Musik Awards dari total 37 nominasi yang pernah diikutinya. (stc/adb)

Konser Sting Disesaki Penggemar Lintas Generasi
Minggu, 16 Desember 2012 | 10:26 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Konser Sting, Back to Bass, di Mata Elang International Stadium pada 15 Desember 2012, tidak hanya didatangi penonton dewasa atau berumur saja. Beberapa orangtua terlihat mengantre di pintu masuk bersama anak mereka.

Di kelas Festival, tepatnya pada deretan terdepan, seorang anak perempuan menonton bersama ayahnya. Meski si anak terlihat masih duduk di sekolah menengah pertama, ia hafal lagu-lagu lawas yang dibawakan Sting. Sebut saja Roxanne, Englishman in New York, ataupun De Do Do Do, De Da Da Da.

Yang lebih ajaibnya, balita usia 4 tahun bisa tertidur pulas di antara teriakan penonton dan dentuman musik Sting. Padahal dia dan kedua orangtuanya berdiri di barisan paling depan, kelas Festival.

Pada posisi itu, mereka hanya berjarak sekitar 1,5 meter dari pengeras suara. Tapi si bocah lelaki tampak tak terusik dengan suasana sekitarnya. Ia tetap nyenyak hingga konser berakhir, dan penonton dewasa bubar.
Musisi Asal Inggris Sting dlm konser "Back To Bass Tour" di Mata Elang Internasional Stadium, Ancol, Jkt, (15/12)
Dalam konser Back to Bass di Mata Elang International Stadium, 15 Desember 2012, Sting berhasil memukau ribuan penonton. Sepanjang 2 jam 10 menit, Sting menembangkan beragam nada. Tidak kurang dari 21 lagu ia mainkan dengan rancak maupun syahdu.

Sebut saja lagu De Do Do Do, De Da Da Da, yang diambil dari single The Police pada Desember 1980. The Police adalah band Sting di era 80-an, sebelum ia bersolo karier. Di panggung, Sting juga membawakan lagu If I Ever Lose My Faith In You, Seven Days, dan Every Little Thing She Does is Magic.

Sting memang tidak lagi muda. Di usia 61 tahun, ia sudah bisa dipanggil dengan sebutan opa atau kakek. Namun performa di atas panggung tidak menunjukkan umurnya. Dalam balutan kaus hitam panjang dan celana ketat gelap, tubuh ayah enam anak ini tetap terlihat tegap. Seksi.

Usia lanjut pun tak mengubah kekuatan suara Sting. Napasnya pun tetap panjang, seperti tidak ada lelahnya. Bahkan di lagu Every Little Thing She Does Is Magic, sebagian penonton telah kecapaian mengikuti Sting. Tapi penyanyi Inggris itu terus mengulang-ulang liriknya, hingga sesekali menyemburkan air liur.

Every little thing she does is magic
Everything she do just turns me on
Even though my life before was tragic
Now I know my love for her goes on


Video: STING - Desert Rose live in Jakarta Indonesia 2012


============================================
Guns N' Roses, Topik Paling Hot di Twitter
Vokalis band rock Guns N' Roses Axl Rose beraksi saat konser Guns N' Roses di MEIS Ancol, Jakarta, Minggu (16/12). ANTARA/Andika Wahyu
TEMPO.CO, Jakarta - Sejak pukul 10.00, penggemar Guns N' Roses sudah mengular di pintu masuk gedung konser Mata Elang International Stadium, Ancol. Pintu masuk MEIS Ancol, menurut promotor, memang telah dibuka pukul 11.00.

"Lalu lintasnya tak semacet waktu konser JLo," kata Alia, reporter Tempo yang berada di lokasi konser Guns N' Roses.

Konser band rock asal Amerika Serikat Guns N' Roses yang sejatinya berlangsung Sabtu kemarin, 15 Desember 2012, diundur Minggu hari ini, 16 Desember 2012, dengan alasan cuaca. Tapi, pengunduran waktu dan lokasi konser ini tak lantas membuat para penggemarnya mundur. Ticket box masih dipenuhi penggemar Guns N' Roses yang berharap ada tiket sisa.

Tingginya antusiasme penggemar Guns N' Roses tak hanya tampak di MEIS Ancol. Bahkan, di dunia maya pun tak kalah hebohnya. Linimasa Twitter dibanjiri kicauan para penggemar Guns N'Roses.

Misalnya beberapa kicauan berikut ini:
@edwardsuhadi: JOKOWI in da HOUSEEE!!! Pake baju GNR lage :)
@Felix_Target: After richard fortus solo guitar, Now Live and Let Die, ttp GNR mas axl love youuu...
@nukman: Konser GnR sdh dimulai dan dibuka dgn Welcome to The Jungle!
@Ichwanda_Rizky: Amazing. Do your best! Terima kasih! "@gunsnroses: GNR LIVE in Jakarta! Now Playing!

Tak seperti penonton konser Sting yang berlangsung sehari sebelumnya, para penonton konser Guns N' Roses justru didominasi pria bertato dan berambut gondrong. Para penggemar lainnya kebanyakan mengenakan kaus hitam bertuliskan "GnR" atau "Guns N' Roses". 



Klik disini --> untuk Live Performa STINdan Gun's N Roses
Cingkling »»  

Sabtu, 24 November 2012

" Gerakan Rastafari "

Rasta, atau Gerakan Rastafari, adalah sebuah gerakan agama baru yang mengakui Haile Selassie I, bekas kaisar Ethiopia, sebagai Raja diraja, Tuan dari segala Tuan dan Singa Yehuda sebagai Yah (nama Rastafari untuk Allah, yang merupakan bentuk singkat dari Yehovah yang ditemukan dalam Mazmur 68:4 dalam Alkitab versi Raja James), dan bagian dari Tritunggal Kudus. Nama Rastafari berasal dari Ras Täfäri, nama Haile Selassie I sebelum ia dinobatkan menjadi kaisar. Gerakan ini muncul di Jamaika di antara kaum kulit hitam kelas pekerja dan petani pada awal tahun 1930-an, yang berasal dari suatu penafsiran terhadap nubuat Alkitab, aspirasi sosial dan politik kulit hitam, dan ajaran nabi mereka, seorang penerbit dan organisator Jamaika kulit hitam, Marcus Garvey, yang visi politik dan budayanya ikut menolong menciptakan suatu pandangan dunia yang baru. Gerakan ini kadang-kadang disebut "Rastafarianisme"; namun hal ini dianggap tidak pantas dan menyinggung perasaan banyak kaum Rasta.
Gerakan Rastafari telah menyebar di berbagai tempat di dunia, terutama melalui imigrasi dan minatnya dilahirkan oleh musik Nyahbinghi dan reggae —khususnya musik Bob Marley, yang dibaptiskan dengan nama Berhane Selassie (Cahaya Tritunggal) oleh Gereja Ortodoks Ethiopia sebelum ia meninggal, sebuah langkah yang juga diambil belakangan oleh jandanya, Rita. Pada tahun 2000, ada lebih dari satu juta Rastafari di seluruh dunia. Sekitar 5-10% dari penduduk Jamaika mengidentifikasikan dirinya sebagai Rastafari. Kebanyakan kaum Rastafari vegetarian atau hanya memakan jenis-jenis daging tertentu. Di AS ada banyak sekali restoran vegetarian Hindia Barat, yang menyediakan makanan Jamaika.

Doktrin

Rastafari berkembang di antara penduduk yang sangat miskin, yang merasa bahwa masyarakat tidak mau menolong mereka kecuali membuat mereka menjadi lebih menderita. Kaum Rasta memandang diri mereka sebagai penggenap suatu visi tentang bagaimana orang Afrika harus hidup. Meerka merebut kembali apa yang mereka anggap sebagai kebudayaan yang telah dicuri dari mereka ketika dibawa di kapal-kapal budak ke Jamaika, tempat lahir gerakan ini.
Doktrin Rastafari sangat berbeda dengan norma-norma pikiran dunia barat modern. Hal ini disengaja oleh kaum Rasta sendiri. Berbeda dengan banyak kelompok keagamaan modern dan Kristen yang cenderung menekankan konformitas dengan "kekuasaan yang ada", Rastafari sebaliknya menekankan kesetiaan kepada konsep mereka tentang "Sion" dan penolakan masyarakat modern ("Babel"). "Babel" dalam hal ini dianggap memberontak terhadap "Penguasa Dunia Sejati" (YAH) sejak zaman Nimrod.
"Cara hidup ini" tidak sekadar diberikan makna intelektual, atau "keyakinan" seperti yang biasa diistilahkan. Ini adalah masalah mengetahui atau menemukan identitas sejati diri sendiri. Mengikut dan menyembah YAH Rastafari berarti menemukan, menyebarkan dan "menempuh" jalan di mana orang telah dilahirkan dengan sebenarnya.
Agama ini sulit dikategorikan, karena Rastafari bukanlah suatu organisasi yang tersentralisasi. Masing-masing Rastafari mencari kebenaran untuk dirinya sendiri, sehingga akibatnya terdapat berbagai keyakinan yang masuk ke bawah payung besar bernama Rastafari.

Afrosentrisme

Secara sosial, Rastafari adalah suatu tanggapan terhadap penyangkalan rasialis terhadap orang-orang kulit hitam sebagaimana yang dialami di Jamaika, ketika pada tahun 1930-an orang-orang kulit hitam berada pada tingkat tatanan sosial paling bawah, sementara orang-orang kulit putih dan agama mereka (umumnya Kristen) berada di paling atas. Anjuran Marcus Garvey agar orang-orang kulit hitam bangga akan diri mereka dan warnisan mereka mengilhami kaum Rasta untuk memeluk segala sesuatu yang bersifat Afrika. Mereka mengajarkan bahwa mereka dicuci otak ketika berada dalam tawanan untuk menyangkal segala sesuatu yang berkaitan dengan kulit hitam dan Afrika. Mereka membalikkan citra rasialis mereka dan menganggapnya primitif dan langsung dari hutan dan malah merangkulnya -- meskipun itu berlawanan -- dan menjadikan konsep-konsep ini sebagai bagian dari budaya Afrika yang mereka anggap telah dicuri dari mereka ketika mereka dibawa dari Afrika di kapal-kapal budak. Dekat dengan alam dan dengan savana Afrika serta singa-singanya, di dalam roh, kalau bukan secara badani, adalah gagasan sentral mereka tentang budaya Afrika.

Hidup dekat dengan alam dan menjadi bagian dari alam dianggap sebagai sifat Afrika. Pendekatan Afrika terhadap "hidup dekat alam" ini terlihat dalam rambut gimbal, ganja (marijuana), makanan ital, dan dalam segala aspek kehidupan Rasa. Mereka membenci pendekatan (atau, seperti yang mereka pahami, non-pendekatan) modern terhadap kehidupan karena dianggap tidak alamiah dan terlalu objektif dan menolak subjektivitas. Kaum Rasta mengatakan bahwa para ilmuawn berusaha menemukan bagaimana dunia kelihatan dari luar, sementara kaum Rasa mendekatinya dengan melihat kehidupan dari dalam ke luar. Individu mendapatkan kedudukan sangat penting dalam Rastafari, dan setiap Rasta harus mencari kebenaran untuk dirinya sendiri.

Identifikasi Afrosentris penting lainnya adalah warna merah, emas, dan hijau, dari warna bendera Ethiopia. Warna-warna ini adalah lambang gerakan Rastafari, dan kesetiaan kaum Rasa terhadap Haile Selassie, Ethiopia, dan Africa dan bukan kepada negara modern manapun di mana mereka kebetulan tinggal. Warna-warna ini seringkali terlihat dalam pakaian dan hiasan-hiasan lainnya. Merah melambangkan darah para martir, hijau melambangkan tetumbuhan Afrika, sementara emas melambangkan kekayaan dan kemakmuran yang ditawarkan Afrika. (Sebaliknya, sejumlah pakar Ethiopia menyatakan bahwa warna-warna ini berasal dari pepatah lama y ang mengatakan bahwa sabuk Perawan Maria adalah pelangi, dan bahwa warna merah, emas, dan hijau melambangkan semuanya ini.)

Banyak dari pemeluk Rastafari berusaha mempelajari bahasa Amharik, yang mereka anggap sebagai bahasa aslinya, karena inilah bahasa yang dipergunakan Haile Selassie I, dan untuk mengidentifikasikan diri mereka sebagai orang Ethiopia—meskipun pada praktiknya kebanyakan pemeluk Rasta tetap berbahasa Inggris atau bahasa kelahiran mereka. Ada pula lagu-lagu reggae yang ditulis dalam bahasa Amharik.

Haile Selassie dan Alkitab

Sebuah kepercayaan yang mempersatukan banyak pemeluk Rastafari adalah bahwa Ras, sebuah gelar kebangsawanan Amharik, sepadan dengan Duke; juga berarti "Kepala") Tafari Makonnen, yang dinobatkan sebagai Haile Selassie I, Kaisar Ethiopia pada 2 November 1930, adalah Allah yang hidup dan menjelma manusia, yang disebut Yah, yaitu Mesias kulit hitam yang akan memimpin bangsa-bangsa yang berasal dari Afrika di seluruh dunia untuk masuk ke tanah perjanjian yang penuh dengan emansipasi dan keadilan ilahi, meskipun sebagian mansions tidak menerjemahkannya secara harafiah. Ini sebagian disebabkan oleh gelarnya Raja di atas segala raja, Tuhan dari segala tuhan dan Singa Penakluk dari Suku Yehuda. Gelar-gelar ini sesuai dengan Mesias yang disebutkan dalam Kitab Wahyu. Namun, menurut tradisi Ethiopia, gelar-gelar ini diberikan kepada semua kaisar dari garis keturunan Salomo sejak tahun 980 SM — jauh sebelum Kitab Wahyu ditulis pada sekitar 97 M. Menurut beberapa tradisi, Haile Selassie adalah raja Ethiopia ke-225 dalam sebuah garis keturunan yang tidak pernah terputus sejak Raja Salomo pada masa Alkitab dan Ratu Syeba. Mazmur 87:4-6 juga dipahami meramalkan penobatan Haile Selassie I.

Pada abad ke-10 SM, Dinasti Salomo di Ethiopia didirikan oleh Menelik I, anak Salomo dan Ratu Syeba, yang pernah mengunjungi Salomo di Israel. 1 Raja-raja 10:13 mengklaim "Raja Salomo memberikan kepada ratu negeri Syeba segala yang dikehendakinya dan yang dimintanya, selain apa yang telah diberikannya kepadanya sebagaimana layak bagi raja Salomo. Lalu ratu itu berangkat pulang ke negerinya bersama-sama dengan pegawai-pegawainya." Berdasarkan Kebra Negast, kaum Rasta menafsirkan bahwa ayat ini menunjukkan bahwa Ratu Syeba hamil dengan anak Salom, dan dari sini mereka menyimpulkan bahwa orang-orang kulit hitam adalah keturunan sejati Israel, atau orang Yahudi. Orang-orang Yahudi hitam Beta Israel telah hidup di Ethiopia selama berabad-abad, terputus dari sisa Yudaisme. Keberadaan mereka membuat orang yakin dan mendorong para Rastafari perdana, dan mengesahkan keyakinan mereka bahwa Ethiopia adalah Sion.

Sebagian kaum Rasta yang ortodoks mengecam reggae sebagai suatu bentuk musik komersial dan "penjualan diri kepada Babel". Bagi yang lainnya, ini adlaah "Musik Takhta YAH".

Rastafari pada masa kini

Pada akhir abad ke-20, kaum perempuan telah memainkan peranan yang lebih penting di dalam gerakan Rastafari. Pada tahun-tahun awalnya, kaum perempuan yang sedang datang bulan harus takluk kepada suami mereka dan dikeluarkan dari upacara-upacara keagamaan dan sosial. Pada umumnya, kaum perempuan merasakan kebebasan yang lebih besar sekarang dalam mengungkapkan diri mereka. Dengan demikian mereka pun menyumbangkan peranan yang lebih besar pula kepada agama ini.

Rastafari bukanlah sebuah agama yang sangat terorganisasi. Malah, sebagian kaum Rasta mengatakan bahwa itu sama sekali bukan "agama", melainkan suatu "jalan Kehidupan". Kebanyakan kaum Rasta tidak mengidentifikasikan dirinya dengan sekte atau denominasi apapun, meskipun ada tiga istana Rastafari yang terkemuka: Nyahbinghi, Bobo Ashanti dan Keduabelas Suku Israel. Dengan mengklaim Yah sebagai Yesus yang datang kedua kalinya, Rastafari adalah sebuah gerakan agama baru yang muncul dari agama Kristen, seperti halnya agama Krsiten muncul dari Yudaisme.

Pada 1996, gerakan Rastafari di seluruh dunia mendapatkan status konsultatif dari Perserikatan Bangsa-bangsa.




House of Judah Nyabinghi Rastafarian Grounation

Cingkling »»  

" K e P A L "

"Manusia Egois dan Tak Pernah Memikirkan Dampak Perilaku Terhadap Alam "
Oleh: Tommy Apriando (Kontributor Daerah Istimewa Yogyakarta), November 23, 2012 3:05 am
Musisi jalanan yang tergabung dalam grup “KePAL” punya misi bahwa “Setiap orang adalah seniman dan setiap tempat adalah Panggung”. Mereka memiliki idealisme untuk terus “Bermain Seni Bersama Rakyat.” Sudah tiga album mereka buat, hampir semuanya berisi kritik terhadap ketidakadilan negara terhadap rakyatnya, militerisme yang masih terjadi, korupsi hingga kapitalisme. KePAL dengan personil Gonzales (vokal), Tole (Gitar), Otenk (Bass) dan Abdi (Drum/Jimbe) saat ini sedang menyiapkan beberapa lagu tentang isu lingkungan. Kegelisahan KePAL terhadap kondisi bumi yang semakin tua karena polusi, hutan semakin sedikit, penebangan liar, pengerukan tambang yang terus-menerus, serta ekosistem yang berantakan membuat mereka menciptakan single berjudul “Selamatkan Bumi Kita.” Lagu yang dibawakan dengan aliran musik Country ini pertama kali mereka bawakan pada acara diskusi yang diselenggarakan oleh Mongabay Indonesia, pada 14 November 2012 silam, di 1/15 Coffee, Jalan Gandaria, Jakarta Selatan.
 
Mongabay Indonesia : Apa alasan KePAL, sehingga berpikiran untuk menciptakan single “Selamatkan Bumi Kita” ?

KePAL: Kami melihat kondisi Bumi ini semakin tidak bersahabat dengan manusianya. Musim hujan dan kemarau sudah tidak teratur lagi rentang waktunya. KePAL sadar bahwa ini adalah ulah kerakusan manusia dan para pemilik modal yang terus merusak hutan, mengeruk tambang dengan skala besar, pemerintah semakin berpihak dengan pemodal dengan kebijakan yang mereka keluarkan dan nyaris tidak ada yang berpihak pada masyarakat kecil, apalagi untuk kelestarian lingkungan. KePAL tidak bisa merubah kebijakan yang ada dibuat oleh pemerintah dan yang ada di Senayan dengan melakukan lobby politik, karena kami hanya pengamen jalanan. Semua keprihatinan kami hanya bisa terlampiaskan melalui lagu-lagu yang terus kami ciptakan dan sampaikan melalui bait-bait lirik dan irama musik.


Kami muak dengan bualan janji politik pemimpin negara ini katanya mau menyelamatkan hutan, mengurai emisi karbon atau menghentikan perijinan penambangan. Itu semua bohong. Buktinya, penambangan masih terus terjadi, hutan masih terus berkurang, illegal logging masih ada. Ini semua akan terus terjadi, selama pemerintah dan aparat penegak hukum masih terus tunduk dengan penguasa modal yang jelas-jelas merusak lingkungan kita.


Mongabay Indonesia : Menurut KePAL, bagaimana dengan kepedulian masyarakat kita terhadap kondisi lingkungan dan bumi ini ?


KePAL: Kami kira sikap egois, pragmatis dan ketidakpedulian masyarakat kita masih sangat tinggi. Bagaimanapun juga masyarakat jugalah yang menjadi penyebab timbulnya segala permasalahan lingkungan yang kita alami saat ini. Masih ada dari kita yang hanya memikirkan kenyamanan pribadi tanpa memikirkan dampak yang akan terjadi pada lingkungan di sekitar kita maupun lingkungan global. Hanya karena memiliki uang, kita tidak mengindahkan peringatan dan himbauan untuk melakukan penghematan energi. “Karena saya mampu membayar berapapun tagihan listrik yang ada, jadi terserah saya, memakai listrik sesuka hati saya” ungkapan ini masih sering kita dengar dikalangan masyarakat. Coba kita pikirkan bersama, berapa banyak energi dan sumber daya yang harus terbuang sia-sia hanya karena orang-orang yang sombong dan egois ini ingin menikmati kenyamanan mereka sendiri, tanpa memikirkan dampaknya yang meluas. Berapa banyak energi dan sumber daya yang terbuang sia-sia hanya karena mereka ingin terlihat tampil bergengsi.


Mongabay Indonesia : Dalam single baru ini, punya pesan tentang Energi terbarukan (matahari), mengapa dan dari mana munculnya ide tersebut ?


KePAL: Lagu ini punya pesan sekaligus kampanye kami untuk pemerintah dan pembuat kebijakan serta mengajak masyakarakat untuk menggunakan energi di yang lebih ramah lingkungan, yaitu energi matahari. Indonesia dengan luasan pesisir pantainya bisa dimanfaatkan menjadi energi listrik bertenaga angin. Di daerah pegunungan bisa dengan tenaga turbin, gunung apa yang masih aktif bisa di manfaatkan tenaga panas buminya untuk sumber energi. Lagu ini punya pesan positi kesana. Kami melihat banyak di belahan dunia lainnya yang sangat membutuhkan tiap tetes BBM yang kita nikmati, tiap tetes air bersih yang kita nikmati, dan hal-hal mendasar lainnya untuk mendukung kehidupan mereka. Untuk itu mari ,berhemat dalam segala tindakan dari apa yang anda bisa lakukan. Apa yang anda lakukan adalah untuk generasi penerus anda sendiri.


Mongabay Indonesia : Lalu, apa yang membuat negara ini belum beralih ke energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan ?


KePAL: Kami yakin itu semua karena kepentingan pemodal. Kita semua tahu, bahwa kepemilikan pertambangan minyak, gas dan batubara di negara ini sangat banyak dikuasai oleh negara asing dari pada dikuasai negara sendiri. Artinya, kita bisa melihat, pemerintah kita sangat pro terhadap investor. Selama ini masih terus terjadi, maka tidak akan pernah ada peralihan penggunaan energi terbarukan. Data yang kami peroleh dari kawan-kawan JATAM meyebutkan hampir 34 persen daratan Indonesia telah diserahkan kepada korporasi lewat 10.235 izin pertambangan mineral dan batubara. Itu semua belum termasuk izin perkebunan skala besar, wilayah kerja migas, panas bumi dan tambang galian C. Jumlah ini, semakin memperjelas kemana kebijakan energi pemerintah akan berpihak,


Mongabay Indonesia : Apa harapan KePAL terhadap pemerintah dalam menyelamatkan lingkungan di negara ini ?


KePAL: Jujur saja, berharap kepada pemerintah bagi kami adalah suatu kebodohan. Kami hanya ingin berkarya lewat lagu atas apa yang menjadi kegelisahan kami. Lewat lagu inilah pesan-pesan kami yang mungkin juga menjadi kesamaan dengan masyarakat lainnya kami sampaikan. Entah, di dengar atau tidak dengan pemerintah, tidak penting bagi kami. Paling tidak, diri kami sendiri sudah menyampaikan apa yang terjadi saat ini, yang akan datang dan solusi lewat karya lagu, bahwa bumi itu sudah semakin tua dan tidak akan pernah sanggup lagi menampung segala ego dan keserakahan manusia. Lewat sebait lirik lagu kami berpesan “Terus-terusin sajalah, kau keruk bumi dengan tingkahmu. Saat pohon terakhir telah kau tebang, maka uang dan hartamu tak ada artinya.”
Sumber: Mongabay

Video Klip KePAL :

1. Pilu Pemilu

 

2. 3 SETAN

 

3. KOMPENI
  


4. Mengadu Pada Indonesia

Cingkling »»